Sunday, November 20, 2011

Cara mengendalikan mikroba perusak dan patogen

WHO telah menerbitkan panduan umum untuk menghindari kontaminasi mikroba pada bahan pangan, yaitu: selalu menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dari pangan matang, memasak dengan benar, menjaga pangan pada suhu aman, menggunakan air dan bahan baku yang terjamin keamanannya (Sulaeman 2011). Pada umumnya semua bahan pangan dan pangan mengandung mikroba. Oleh karena itu, agar mikroba tersebut tidak membahayakan maka diperlukan penanganan untuk mereduksi jumlah  atau mematikan mikroba. Secara umum, pengendalian mikroba tersebut dilakukan  dengan cara perlakuan sanitasi, pemanasan dan pendinginan yang baik dan benar.

Pada beras yang akan diolah, pengendalian mikroba dapat dilakukan mulai dari pencucian beras dengan menggunakan air yang bersih dan aman. Pada beras yang telah diolah menjadi nasi kandungan airnya menjadi tinggi sehingga sangat mudah diserang oleh bakteri pembusuk. Selain itu,  nasi mengandung karbohidrat tinggi  sehingga mudah diserang bakteri dan kapang yang bersifat amilolitik dan menyebabkan terjadinya pembentukan asam maupun alkohol. Sehingga, nasi sebaiknya disimpan pada suhu diatas 650C (dibiarkan tetap hangat dan panas) agar tetap aman dari kerusakan mikroba (Sulaeman 2011).

Menurut Christensen dan Kaufmann (1974) serangga dan kapang masing-masing merupakan penyebab utama dan kedua kerusakan bahan pangan yang disimpan. Conway et al. (1991) melaporkan bahwa beras yang disimpan di beberapa gudang di Indonesia terserang oleh kapang dengan serangan yang cukup berat. Kapang yang dominan ialah Aspergillus flavus, A. candidus, A. fumigatus, Penicillium islandicum dan beberapa spesies dari Mucorales. Sehingga beras dapat diberikan pengawet fumigan yang tergolong epoksida misalnya etilen oksida dan propilen oksida sebagai antimikroba. Penyimpanan beras biasanya dalam sekala besar yaitu dengan mengunakan karung, menurut BSN kemasan beras harus memenuhi kriteria tertentu yaitu kemasan permanen yang terbuat dari bahan yang kuat (seperti karung goni dan karung plastik), aman bagi konsumen, higienis, tertutup rapat dan tidak mencemari berasnya. Penyimpanan beras dalam kaleng jarang dilakukan kecuali dalam sekala rumah tangga karena kurang efisien.
Daftar Pustaka
Sulaeman A. 2011. Mengawal Keamanan Pangan Masyarakat. Bogor: IPB Press
Dharmaputra OK. 1994. Kapang pada Beras yang Berasal dari Beberapa Varietas Padi. Jurnal Hayati, Desember 1994, hlm 37-41.
Badan Standarisasi Nasional [BSN].2008. SNI 6128:2008, Beras. Jakarta.
Christensen, C.M. and H.H. Kaufmaan. 1974. Microflora, p. 158-192. In C.M. Christensen (ed.), Storage of Cereal Grains and Their Products. St. Paul, Minnesota: American Association of Cereals Chemist, Inc.
Coaway, J.A., M. Sidik, and H. Halid. 1991. Quality/Value Relation ships in Milled Rice Stored in Conventional Warehouses in Indonesia, p. 55-81. In J.O. Naewbanij and A.A. Manilay (ed.), Proceeding 14111 ASEAN Seminar on Grain Postrhnrvest Technology, Manila, Philippines, 5-8 November 1991.


Monday, November 7, 2011

What is Flavor …?


Flavor of Coffee?
The most important consideration when choosing something to eat is the flavor of the food. Flavor is an attribute of a food that includes its appearance, smell, taste, feel in the mouth, texture, temperature, and even the sounds made when it is chewed. Flavor is a combination of all five sense: taste, smell, touch, sight, and sound. From birth, we have the ability to smell and taste. Most of what we call taste is really smell, a fact we realize when a cold hits our nasal passages. Even though the taste buds are working fine, the smell cell are not, and this dull much of food’s flavor.

Taste comes from 10,000 taste buds-clusters of cells that resemble the sections of an orange. Taste buds, found on the tongue, cheeks, throat, and roof of the mouth, house 60 to 100 receptor cells each. The body regenerates taste buds about every three days. They are most numerous in children under age six, and this may explain why youngsters are such picky eaters.
These taste cells bind food molecules dissolved in saliva and alert the brain to interpret them. Although the tongue often is depicted as having regions that specialize in particular taste sensations-for example, the tip is said to detect sweetness-researchers know that taste buds for each sensation (sweet, salty, sour, bitter, and umami) are actually scattered around the tongue. In fact, single taste bud can have receptors for all five sensations. We also know that the back of the tongue is more sensitive to bitter and that food temperature influences taste.
Umami, the fifth basic taste, differ from the traditional sweet, sour, salty, and bitter tastes by providing a savory, sometimes meaty sensation. Umami is Japanese word and the taste is evident in many Japanese ingredients and flavoring, such as seaweed, dashi stock, and mushrooms, as well as other foods. The umami taste receptor is every sensitive to glutamate, which occurs naturally in food such as meat, fish, and milk, and it is often added to processed foods in the form of the flavor enhancer monosodium glutamate (MSG). despite the frequent description of umami as meaty, many foods, including mushrooms, tomatoes, and parmesan cheese, have a higher level of glutamate than an equal amount of beef or pork. This explains why foods that are cooked with mushrooms or tomatoes seem to have a fuller, rounder taste than when cooked alone.
If you could taste only sweet, salty, sour, bitter, and umami, how could you taste the flavor of cinnamon, chicken, or any other food? This is where smell comes in. your ability to identify the flavors of specific foods requires smell.
The ability to detect the strong scent of a fish market, the antiseptic odor of a hospital, the aroma of a ripe melon, and thousands of other smells is possible thanks to a yellowish patch of tissue the size of a quarter high up in your nose. This patch is actually a layer of 12 million specialized cell, each sporting 10 to 20 hairlike growths called cilia that bid with the smell and send message to the brain. Of course, if you have a bad cold and mucus clogs up your nose, you lose some sense of smell and taste. Our sense of smell may not be as refined as that  of dogs, which have billions of olfactory cells, but we can distinguish among about 10,000 scents.
You can smell foods in two ways. If you smell coffee brewing while you are getting dressed, you smell it directly through your nose. But if you are drinking coffee, the smell of coffee goes to the back of your mouth and then up into your nose. To some extent, what  you smell (or taste) is determined by your genetics and also your age.
All foods have texture, a natural texture granted by Mother Nature. It may be coarse or fine, rough or smooth, tender or tough. Whichever the texture, it influences whether you like the food. The natural texture of a food may not be the most desirable texture for a finished dish, and so a cook may create different texture. For example, a fresh apple may be too crunchy to serve at dinner, and so it is backed or sautéed for a softer texture. Or a cream soup may be too him, and so a thickening agent is used to increase the viscosity of the soup or, simply stated, make it harder to pour.
Food appearance or presentation strongly influences which foods you choose to eat. Eye appeal is the purpose of food presentation, whether the food is hot or cold. It is especially important for cold foods because they lack the come-on of an appetizing aroma. Just the sight of something delicious to eat can start your digestive juices flowing.

Friday, November 4, 2011

Diabetes atau Darah Tinggi Bukan Lagi Penyakit Negara Maju Saja

Penyakit-penyakit yang dulu dikenal sebagai penyakit akibat gaya hidup, belakangan ini tidak hanya ditemui di negara-negara industri tapi sudah menjadi penyakit yang mengglobal hingga ke negara-negara berkembang.

Penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menggantikan penyakit infeksi seperti AIDS, Malaria atau TBC sebagai penyebab kematian. 60 persen kasus kematian di dunia disebabkan penyakit-penyakit akibat gaya hidup tersebut, dan tendensinya meningkat.

Cukup lama penyakit kronis seperti kelebihan lemak atau tekanan darah tinggi dipandang sebagai penyakit masyarakat yang sejahtera, sebagai penyakit akibat gaya hidup di negara-negara industri lama di Barat. Hal itu berubah akibat globalisasi dan urbanisasi. Juga di Afrika, makanan-makanan tradisional digantikan dengan makanan-makanan industri jadi. Di negara-negara Arab dikonsumsi minuman softdrink yang banyak mengandung gula. Dan industri rokok yang menghadapi peraturan larangan merokok yang ketat di Uni Eropa dan Amerika Serikat, berusaha mencari pasaran baru di Asia.

Oleh sebab itu globalisasi dan meluasnya penyakit kronis memiliki kaitan, namun istilah bahwa penyakit di kalangan berada sudah tidak cocok lagi. Kata Pekka Puskan Ketua Federasi Jantung Dunia, "Pemikiran bahwa itu adalah penyakit di kalangan warga berada sudah berlalu, karena penyakit-penyakit ini justru menyebar di negara-negara miskin. Dan juga di kebanyakan negara Eropa, faktor risiko untuk penyakit kronis terutama terletak pada lapisan yang berpendapatan rendah. Penyakit ini semakin terkait dengan kemiskinan dan menurunnya tingkat sosial. Penyebab penyakit ini terletak pada faktor sosial ekonomi tapi juga sebaliknya."

Terutama di negara-negara berkembang orang-orang yang menderita penyakit ini juga merupakan korban kemiskinan, karena tidak ada jasa pelayanan sosial atau bantuan keuangan bagi mereka. Dengan kata lain, kemiskinan menyebabkan penyakit kronis dan penyakit-penyakit ini mengakibatkan kemiskinan. Demikian dipaparkanPekka Puskan.
80 persen orang yang meninggal akibat penyakit kronis saat ini berasal dari negara-negara yang berpendapatan rendah sampai menengah. Semakin banyak ilmuwan, tokoh politik dan organisasi internasional menyadari masalah tersebut. Tapi selain diabetes atau penyakit gangguan peredaran darah dan jantung masih ada bidang penyakit kronis lain yang selama ini dampaknya kurang disadari, yakni penyakit psikis seperti depresi dan stress.

Monday, October 31, 2011

Buang Angin...?

Buang angin merupakan aktivitas sangat umum, menyehatkan, bahkan sangat diperlukan pada kondisi tertentu. Namun, apabila buang angin sampai mengeluarkan suara dan bau tidak sedap apalagi ditengah orang Anda akan merasa sangat malu.

Buang angin merupakan kegiatan yang wajar terjadi karena konsumsi makanan yang menimbulkan pembentukan gas berlebihan di dalam tubuh.
Sedangkan aroma tak sedap yang keluar saat seseorang buang angin, bisa disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya karena sisa makanan terlalu lama tersimpan di usus besar, yang pada gilirannya menghasilkan gas berbau busuk.
Tapi jangan khawatir, masih ada cara jitu untuk mengatasi bau tak sedap saat buang angin, dikutip dari Times Of India.
- Batasi konsumsi makanan yang tinggi kadar lemak. Makanan tinggi lemak menghasilkan sejumlah besar karbondioksida dan beberapa di antaranya akan dikeluarkan tubuh dalam bentuk gas.
- Kelebihan karbohidrat dalam diet seseorang dapat menyebabkan masalah gas.
- Mengurangi jumlah udara yang Anda telan. Hindari berbicara dan tertawa sambil makan, karena perilaku seperti ini mengakibatkan menelan udara berlebihan. Makan dan minum perlahan dan mengunyah makanan Anda dengan baik.
- Mengunyah permen karet dan merokok menyebabkan udara yang Anda hirup juga menjadi berlebihan. Akumulasi udara ini menyebabkan kembung, membuat perut tertekan, dan menimbulkan gas.
- Hindari konsumsi makanan pedas karena mereka bisa meningkatkan debit asam lambung yang dapat menimbulkan iritasi.
- Kelebihan konsumsi minuman yang bersifat asam juga perlu dihindari, seperti teh, kopi, minuman bersoda, dan alkohol. Ini cenderung menyebabkan iritasi pada saluran gastro-intestinal. Juga, kurangi kebiasaan minum dengan menggunakan sedotan. Cara ini bisa menyebabkan udara lebih banyak masuk ke dalam saluran pencernaan.
- Kurangi makanan yang menimbulkan gas, seperti kacang-kacangan, kembang kol, kubis, brokoli, kacang, dan pisang.
- Jangan makan tiga kali makan besar di siang hari. Sebaliknya makan lima makanan kecil.
- Setelah makan ada baiknya Anda berjalan-jalan atau melakukan aktivitas seperti menaiki tangga agar kalori terbakar dan tidak menumpuk dalam perut. Aktivitas fisik membantu pencernaan bekerja lebih baik.

Water :Facts to know, Fluids to Drink

Kenapa Air Begitu Penting. Air adalah zat yang paling berlimpah di dalam tubuh. Rata-rata orang dewasa yang sehat memilki kandungan air sekitar 60 persen. Bagaimanapun, jumlah air di dalam tubuh bergantung pada usia, jenis kelamin, dan jumlah jaringan lemak dan otot. Jaringan otot kira-kira mengandung 65 persen air, sementara jaringan lemak hanya mengandung sekitar 10 sampai 40 persen air. Laki-laki memiliki persentase masa otot lebih tinggi dan persentase jaringan lemak lebih rendah dibandingkan perempuan pada usia yang sama, sehingga laki-laki memiliki lebih banyak kandungan air di tubuh.
Air juga penting untuk memelihara keseimbangan cairan di dalam tubuh. Pemeliharaan distribusi keseimbangan semua cairan tubuh ini sangat krusial bagi kesehatan. Mineral yang penting dalam keseimbangan cairan disebut elektrolit, mencakup sodium, potasium, phosphate, magnesium, kalsium, dan klorida. Air dalam tubuh memiliki berbagai macam fungsi diantaranya adalah:
-       Air sebagai pelarut universal
-       Air sebagai media perpindahan zat
-       Air membantu menjaga temperatur tubuh
-       Air sebagai pelumas serta bantalan protektif misalnya pada air ketuban bayi dalam kandungan
Apakah yang dimaksud keseimbangan air dan bagaimana menjaganya?
Ketika jumlah air yang dikonsumsi oleh anda sebanding dengan yang dikeluarkan sehari-hari, berarti jumlah air berada dalam keadaan seimbang. Ketika air tubuh dalam keadaan  tidak seimbang-terlalu banyak atau terlau sedikit air dalam sistem tubuh-biasanya dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan. Terdapat beberapa cara dan mekanisme untuk menjaga keseimbangan ini, diantaranya anda mendapatkan air melalui minuman dan makanan. Kebanyakan air diperoleh dari minuman, misalnya air kemasan, susu, jus dan soft drink. Selain itu air juga diperoleh dari makanan walaupun perbandinganya lebih sedikit daripada kandungan air pada minuman. Begitu juga pada makanan kering, seperti roti dan oatmeal menyediakan sedikit air. Sejumlah kecil air juga dapat diperoleh dari hasil selama proses metabolisme.
Anda mengeluarkan air melalui ginjal, usus besar, paru-paru, dan kulit anda. Aspek lain keseimbangan air adalah mengeluarkan kelebihan air, sehingga tubuh anda tidak mengadung banyak air. Normalnya tubuh mengeluarkan air sehari-hari melalui empat rute:
  • Melalui ginjal dalam bentuk urin
  • Melalui cairan usus dalam kotoran; air yang hilang melalui kotoran normalnya dalam jumlah kecil, kecuali anda sedang mengalami diare
  • Melalui air yang menguap ketika mengeluarkan napas
  • Melalui kulit ketika anda mengeluarkan produksi panas berlebih
Kehilangan air melalui penguapan ketika bernafas dan lewat kulit biasanya tanpa disadari, kehilangan ini disebut insensible water loss. Seseorang yang hidup dalam temperatur iklim tropis dan melakukan sedikit aktivitas fisik kehilangan air sekitar ½ sampai ¼ air sehari melalui insensible water loss. Hal ini jangan dikacaukan dengan berkeringat, yang berlangsung terus menerus. Jumlah air yang hilang selama berkeringat bervariasi dan bergantung pada banyak faktor ligkungan, seperti temperatur, kelembaban, angin, intensitas cahaya, dan pakaian yang dipakai, dan jumlah aktivitas fisik yang dikerjakan.
Kehilangan  terlalu banyak air dapat menyebabkan dehidrasi?
Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh mengandung sedikit air. Dehidrasi bisa diakibatkan karena tidak cukup minum atau dari kondisi yang menghasilkan kehilangan terlalu banyak air (dan sodium) dari tubuh, seperti diare, muntah, demam, dan menggunakan diuretik (zat yang dapat menyebabkan tubuh kehilangan air, seperti alkohol atau obat-obatan tertentu). Bila dehidrasi berlangsung lama, seseorang dapat mengalami kehilangan berat badan, pusing, bingung, gangguan kinerja aktivitas fisik, dan dalam situasi yang ekstrim dapat menyebabkan kematian. Mekanisme rasa haus memainkan peranan penting untuk menghindari dehidrasi. Rasa mulut yang kering yang membuat haus ketika anda dehidrasi dikarenakan peningkatan konsentrasi eklektrolit dalam darah. Sepanjang konsentrasi mineral meningkat, kekurangan air terjadi pada kelenjar saliva anda. Karena itu, mulut anda terasa kering. Selain mekanisme haus, otak anda juga bertindak cepat ketika terjadi perubahan konsentrasi elektrolit dalam darah dengan cara memerintahkan ginjal untuk mengeluarkan lebih sedikit air dari darah dalam bentuk urin. Mekanisme ini semua bekerja bersama untuk menjaga tubuh supaya tetap dalam keadaan seimbang. Selain mekanisme haus untuk mengukur hidrasi dapat pula dilakukan dengan cara melihat warna urin. Konsumsi terlalu banyak air dapat menyebabkan hiponatremia (kadar natrium dalam darah terlalu rendah). Simptom dari overhidrasi sama dengan dehidrasi.
Berapa banyak air yang diperlukan dan sumber apakah yang terbaik?
Jumlah air yang dibutuhkan tiap orang berbeda-beda bergantung pada faktor lingkungan, temperatur, diet, dan aktivitas fisik. Jumlah air yang direkomendasikan agar harus dikonsumsi sehari-hari adalah sebagai berikut:
  • Wanita sehat harus mengkonsumsi sekitar 12 cup cairan sehari, dimana 9 cup berasal dari minuman. (sisanya 3 cup berasal dari makanan)
  • Laki-laki sehat harus menkonsumsi  sekitar 16 cup air sehari, dimana 13 cup berasal dari minuman.
Orang yang sangat aktif memilki kebutuhan air lebih tinggi dikarenakan mereka lebih banyak kehilangan air melalui keringat. Baik air keran dan botol aman diminum, namun air yang paling baik adalah air keran dibandingkan air botol.